BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia masih
tinggi yaitu sebesar 420 per 100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat
tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya (Mauldin, 1994).
Langkah utama yang paling penting untuk
menurunkan angka kematian ibu adalah mengetahui penyebab utama kematian. Di
Indonesia sampai saat ini ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu
perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, dan infeksi.
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah
bersalin adalah kelainan yang berbahaya dan mengancam ibu. Perdarahan pada
kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan
pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan
tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tua ialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram),
meningat kemungkinan hidup janin diluar uterus (Wiknjosastro, 1999).
Janin di dalam kandungan yang seharusnya
memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya tumbuh dan berkembang. Di dalam
rahim ibu, janin mempunyai saluran
pengikat antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta. Plasentatumbuh
saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat
berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi
hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin.
Namun,
salah satu penyebab pendarahan antepartum adalah plasenta sirkumvalata. Dimana Plasenta
Sirkumvalata adalah Plasenta
yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin
ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri
dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimanakah
etiologi plasenta sirkumvalata?
2. Bagaimanakah
patofisiologis plasenta sirkumvalata?
3. Bagaimanakah
diagnosa plasenta sirkumvalata?
4. Bagaimanakah
penatalaksanaan plasenta sirkumvalata?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini, yaitu:
1. Untuk
mengetahui bagaimana etiologi plasenta sirkumvalata
2. Untuk
mengetahui bagaimana patofisiologis
plasenta sirkumvalata
3. Untuk
mengetahui bagaimana diagnosa plasenta
sirkumvalata
4. Untuk
mengetahui penatalaksanaan plasenta sirkumvalata
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Plasenta Sirkumvalata
Plasenta sirkumvalata adalah variasi
yang terbentuk jika lempeng korion yang terletak disisi janin plasenta lebih
kecil daripada lempeng basal yang terletak disisi ibu, jika permukaan janin
dari plasenta semacam ini menyebabkan terbentuknya cekungan sentral dengan
cincin putih keabu – abuan tebal disekelilingnya.
Plasenta Sirkumvalata adalah
Plasenta yang pada permukaan
fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir
plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh
ke samping di bawah desidua. Sebagai akibatnya pinggir plasenta mudah terlepas
dari dinding uterus dan perdarahan ini menyebabkan perdarahan antepartum.
Gambar plasenta
sirkumvalata
B.
Etiologi
Diduga
chorion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan vili
menyerbu ke dalam desidua diluar permukaan frondosuin.
Insiden : 2 – 18
%.
C.
Patofisiologis
Menurut para ahli plasenta sirkumvalata
sering menyebabkan abortus dan solusio plasenta. Bila cincin putih ini letaknya
dekat sekali ke pinggir plasenta, di sebut plasenta marginata. Kedua-duanya
disebut sebagai plasenta ekstra coriel. Pada plasenta marginata mungkin terjadi
adeksi dari selaput sehingga plsenta lahir telanjang tertinggalnya selaput ini
dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
D.
Tanda
dan Gejala
Pada setiap perdarahan antepartum
pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan
plasenta, karena perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada
kelainan plasenta, sedangkan kelainan serviks tidak seberapa berbahaya.
Pecahnya sinus marginalis merupakan perdarahan yang sebagian besar baru
diketahui setelah persalinan pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa
sakit dan menjelang pembukaan lengkap. Karena perdarahan terjadi pada saat
pembukaan mendekati lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun janinnya tidak terlalu
besar.
E.
Diagnosa
Diagnosis plasenta sirkumvalata baru
dapat ditegakan setelah plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan
intermiten atau hidrorea.Bagian paling penting dari perawatan pralahir adalah
untuk memastikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik. Selama ultrasound
rutin, dokter mungkin menemukan bahwa plasenta dan selaput yang tidak tumbuh
dengan baik, sebuah kondisi yang disebut plasenta sirkumvalata. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah, persalinan prematur dan
melahirkan, dan pembatasan pertumbuhan intrauterin.
Diagnosis dari circumvallate plasenta
dan pembatasan pertumbuhan intrauterin awal kehamilan adalah penting untuk
memastikan perawatan yang tepat dan pemantauan bayi. Hal ini penting untuk
memiliki ultrasound dan pemeriksaan rutin. Circumvallate plasenta adalah ketika
kantong membran berada di belakang plasenta, membatasi efektivitas plasenta.
Kantong membran, yang dikenal sebagai cincin, membatasi perluasan pembuluh
darah janin.
Wanita hamil didiagnosis dengan
circumvallate plasenta memiliki plasenta yang melengkung ke dalam. Melengkung
dari plasenta dapat menyebabkan stres dengan pembatasan, dan kadang-kadang
pertumbuhan janin pelepasan plasenta yang dihasilkan dalampengirimandarurat.
Restriksi pertumbuhan intrauterin adalah
suatu kondisi dimana janin tidak dapat tumbuh ke ukuran yang ditentukan secara
genetis. PJT mengacu pada janin yang diperkirakan berada di persentil 10 atau
lebih rendah saat lahir. Ketika seorang wanita didiagnosis dengan plasenta
circumvallate, ini berkorelasi langsung ke janin dengan PJT. Untuk menjamin
keselamatan dan pertumbuhan yang tepat dari seorang bayi yang belum lahir,
penting untuk mendiskusikan sejarah keluarga dan jadwal ujian reguler.
F.
Identifikasi
Circumvallate plasenta diidentifikasi
sebagai cincin, putih tebal dan buram putaran membran di sekitar plasenta.
Sebagai seorang wanita mencapai trimester ketiga di kehamilan, cincin putih
dapat mulai untuk menutupi sisi plasenta janin. Untuk mata yang tak terlatih,
circumvallate plasenta tampak seperti kantong plastik putih yang terbentuk di
sekitar plasenta datang dari bawah.
G.
Fungsi
Plasenta adalah organ dalam tubuh wanita
yang menghubungkan janin berkembang ke dinding rahim. Plasenta memungkinkan
limbah dari janin akan dibuang melalui ginjal ibu. Ketika seorang wanita
didiagnosis dengan circumvallate plasenta, plasenta tidak dapat menyediakan
janin dengan jumlah yang sesuai dari oksigen dan makanan.
H.
Peringatan
Wanita hamil yang mengalami
circumvallate plasenta berada pada risiko yang sangat tinggi untuk melahirkan
bayi prematur atau keguguran. Ketika plasenta circumvallate terus kurva dan
meringkuk di sebagian besar kehamilan ada kemungkinan bahwa plasenta akan
terlepas dan bayi perlu dikirimkan segera melalui operasi caesar. Jika plasenta
terlepas sebelum 25 minggu kehamilan, ada kemungkinan besar keguguran. Sekali
seorang wanita didiagnosis dengan circumvallate plasenta, itu penting untuk
memiliki ultrasound dan tes stres janin setidaknya sebulan sekali.
I.
Pencegahan/Solusi
Diet adalah penting, dan pasien dengan
janin didiagnosis dengan pembatasan pertumbuhan harus makan makanan yang sehat.
Sementara plasenta hanya dapat melepaskan nutrisi porsi kecil, penting bahwa
apa yang dirilis yang sehat. Meskipun tidak ada pengobatan untuk circumvallate
plasenta, kebanyakan wanita tidak membawa mereka ke janin usia kehamilan yang
sehat dan melahirkan bayi yang sehat. Wanita yang memiliki circumvallate
plasenta harus memiliki ultrasound bulanan dan akan diperlakukan sebagai pasien
berisiko tinggi kehamilan untuk memastikan janin dan plasenta dipantau secara
ketat. Untuk membantu dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, vitamin
prenatal penting untuk ibu-to-be dan harus diminum dua kali sehari.
J.
Penanganan
Plasenta Sirkumvalata
- Jika pada kehamilan terjadi perdarahan intermitten dan belum terjadi perdarahan ibu disarankan untuk beristirahat total untuk mencegah terjadinya perdarahan.
a.
Perbaiki keadaan umum ibu,
memperbaiki keadaan umum ibu dengan istirahat total dan pemberian terapi, dan
pemberian obat-obat hormonal danpenambah darah, infus telah terpasang pada
lengan dengan cara IV 40 tpm atau guyur jika ada tanda-tanda syok, O2 terpasang
2-3 liter
b.
Evaluasi perdarahan dan kondisi
kehamilan ibu, memantau jumlah perdarahan dan TTVibu, dan kondisi kehamilan
jika terjadi keguguran lakukan kuretase dan jika bayi masihbisa dipertahankan
atau terjadi solusio plasenta lahirkan bayi secara sesar. Tindakan
telahdilakukan.
c.
Atur posisi yang nyaman, mengatur
posisi ibu senyaman mungkin sehingga pertukaranO2 dan Co2 lancar misalnya
posisi semi powler atau terlentang. Ibu telah tidur denganposisi semi fowler
dan atau terlentang.
d.
Anjurkan ibu istirahat, menganjurkan
ibu untuk istirahat total dan tidak melakukanaktifitas fisik dengan tidur siang
1-2 jam sehari dan tidur malam 7-8 jam sehari. Pasientelah istirahat.
e.
Ingatkan ibu untuk memperhatikan
kebutuhan nutrisi, Mengingatkan ibu untukmemperhatikan kebutuhan nutrisi dengan
makan makanan yang sehat dan bergizi secarateratur seperti nasi, lauk pauk,
sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta minum air putih8-9 gelas sehari, bila
perlu susu 1 gelas sehari, tidak ada pantangan makanan apapunbagi ibu. Ibu
mengerti dan mau melakukannya.
- Jika sudah terjadi perdarahan lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang berwenang dalam hal ini dokter obsgin untuk mencegah perdarahan yang dapat mengancam jiwa ibu.
- Jika mengakibatkan solutio plasenta lakukan penanganan seperti pasien solutio plasenta, jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) lakukan persalinan segera. Seksio caesarea dilakukan jika :
a.
janin hidup, gawat janin tetapi
persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan dengan segera (pembukaan belum
lengkap)
b. janin mati
tetapi kondisi serviks tidak memungkinkan persalinan pervaginam dapat
berlangsung dalam waktu singkat
c. persiapan,
cukup dilakukan penanggulangan awal dan segera lahirkan bayi karena operasi
merupakan satu-satunya cara efektif untuk menghentikan perdarahan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Plasenta Sirkumvalata adalah
Plasenta yang pada permukaan
fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta,
sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping
di bawah desidua.
Wanita hamil yang mengalami
circumvallate plasenta berada pada risiko yang sangat tinggi untuk melahirkan
bayi prematur atau keguguran. Ketika plasenta circumvallate terus kurva dan
meringkuk di sebagian besar kehamilan ada kemungkinan bahwa plasenta akan
terlepas dan bayi perlu dikirimkan segera melalui operasi caesar. Jika plasenta
terlepas sebelum 25 minggu kehamilan, ada kemungkinan besar keguguran. Sekali
seorang wanita didiagnosis dengan circumvallate plasenta, itu penting untuk
memiliki ultrasound dan tes stres janin setidaknya sebulan sekali.
B.
Saran
1. melakukan
deteksi dini kemungkinan terjadinya plasenta sirkumvalata dan membantu
penatalaksanaan secara dini sehingga dapat mengurangi angka mortalitas.
2. Penatalaksanaan
perdarahan antepartum yang baik dapat mengurangi angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan janin.
3.
penggunaan
Ultrasonography yang akurat dan menunjang diagnosa secara cepat
DAFTAR
PUSTAKA
Bagus Gde Manuaba, Ida. Ilmu Kebidanan, PenyaklitKandungan & Keluarga Berencana Untuk
PendidikanBidan: EGC, Jakarta. 1998.
Mochtar,
Rustam. Sinopsis Obstetri : EGC.
Jakarta . 1998
JNPKKR-MNH.
Depkes RI. 2008. Asuhan persalinan Normal.
Jakarta
Pusdiknakes.
2003. Konsep asuhan Kebidanan.WHO-JPHIEGO.Jakarta
Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifey.
Massachussets : Jones and bartlett Publishers
Winkjosastro,
hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta
: YBPSP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar