Rabu, 13 Mei 2015

Penemuan baru di bidang kesehatan


 PENEMUAN BARU DI BIDANG KESEHATAN

Ilmu kesehatan akan terus mengalami perkembangan yang signifikan. Kemajuan-kemajuan di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran tentunya tak bisa dilepaskan dari pesatnya kemajuan ilmu-ilmu dasar lainnya seperti ilmu genetika, biologi molekuler, mikrobiologi maupun biofisika.
Namun anehnya, semakin berkembang ilmu kesehatan seolah berbanding lurus dengan perkembangan penyakit di era sekarang.
Di banyak negara maju, penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan telah mendapatkan perhatian yang sangat serius oleh otoritas terkait dengan ekspektasi akan memberikan jalan keluar bagi permasalahan kesehatan yang sedang dan akan dihadapi oleh manusia.
Perkembangan ilmu kesehatan ini tentunya menjadi kabar gembira bagi banyak orang terutama yang tengah memiliki penyakit berat dan bahkan belum ada obatnya. Berikut ini merupakan beberapa penemuan yang sangat berpengaruh di bidang kesehatan yang sangat layak untuk diapresiasi.

Penemuan Antibiotik Penisilin

Pada permulaan 1942, ilmuwan Inggris Alexander Fleming melaporkan bahwa suatu zat yang dihasilkan oleh jamur Penicilium notatum yang diberi nama penisilin memiliki sifat yang mampu membunuh bakteri penyebab penyakit.
Fleming memperhatikan satu set cawan petri lama yang ia tinggalkan. Kala itu, ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus aureus yang ia goreskan pada cawan petri tersebut telah hancur. Kehancuran sel bakteri terjadi pada daerah yang berdekatan dengan cendawan pencemar yang tumbuh pada cawan petri.
Fleming pun menduga bahwa suatu produk dari cendawan tersebut menyebabkan hancurnya sel stafilokokus.  Produk tersebut kemudian dinamai penisilin karena cendawan pencemar tersebut dikenali sebagai Penicillium notatum.
Dan penemuan tersebut kemudian dianggap sebagai penemuan penting di bidang kesehatan karena pada perkembangannya antibiotik penisilin ini sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia.

Penemuan Vitamin

Vitamin ialah senyawa organik yang diperlukan dalam tubuh manusia dalam jumlah sangat kecil, biasanya kurang dari 0,01 gram per hari. Namun vitamin merupakan senyawa yang sangat penting bagi tubuh manusia artinya kalau vitamin tersebut tidak terdapat dalam tubuh, maka kesehatan tubuh akan terganggu. Dengan penemuan-penemuan tersebut, maka vitamin dapat digunakan manusia untuk menjaga kesehatan.

Penemuan Vaksin

Pertama kali vaksin ditemukan oleh Edward Jenner. Saat ini, vaksin terus dikembangkan dan disempurnakan dengan penerapan bioteknologi seperti diproduksinya vaksin rekombinan sehingga lebih murni dan paten.

Produksi Insulin Secara Rekayasa Genetika

Hormon insulin dapat diproduksi secara massal dengan penerapan metode rekayasa genetika yaitu dengan menyisipkan gen-gen tertentu yang dikehendaki ke dalam sel yang telah dikultur.

Penemuan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal dapat dihasilkan dengan metode teknobiologi. Antibodi monoklonal memiliki kelebihan antara lain: sangat peka, khas, dan akurat. Kontribusi antibodi monoklonal telah dirasakan manfaatnya khususnya dalam penelitian di bidang kesehatan.
Demikian pula penggunaan antibodi monoklonal semakin meluas baik untuk uji klinis termasuk diagnosis maupun pengobatan untuk mencapai target sel yang spesifik. Ke depannya, kita masih akan melihat penemuan-penemuan penting lainnya yang bisa digunakan untuk kesehatan manusia.
Bisa jadi, obat untuk beberapa penyakit yang saat ini belum ditemukan seperti HIV dan lainnya, bisa segera ditemukan dan mampu menyelamatkan jutaan nyawa orang-orang yang kini tengah bergelut dengan penyakit mematikannya itu. Kita tunggu saja.

Mutu Pelayanan Klinik



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pada 10 tahun terakhir ini terjadi peningkatan yang cukup mendasar dibidang pelayanan publik, terutama pelayanan kesehatan. Kebutuhan akan bentuk layanan publik yang bermutu, berkualitas makin meningkat. Kepedulian, kesadaran masyarakat akan kesehatan makin dirasakan penting artinya, disamping kebutuhan masyarakat akan makan, sandang, papan, dan pendidikan. Kebutuhan akan layanan kesehatan bersinergi terhadap sarana kesehatan yang ada, masyarakat makin kritis terhadap layanan mutu yang diterimanya.
Pemerintahpun menangapi kebutuhan masyarakat tersebut dengan menempatkan prioritas kesehatan sebagai program pokok nasional yang kedua setelah bidang pendidikan. Pemerintah juga melindungi masyarakat terhadap bentuk layanan publik yang diterimanya dengan membentuk, mengesahkan undang-undang perlindungan konsumen dan perlindungan hak asasi.
Suatu organisasi idealnya harus peduli dengan mutu atau kualitas yang dihasilkannya, terlebih organisasi yang bergerak dibidang jasa, pelayanan maupun gabungan jasa-barang, seperti halnya organisasi Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan yang utama masyarakat untuk upaya kesehatn, maka sudah sewajarnya jika suatu Rumah Sakit tiada hentinya selalu berbrnah diri meningkatkan, memperbaiki mutu, kualitas bentuk layanannya. Instansi-instansi yang ada di rumah sakit dan profesi–profesi kesehatan yang ada di Rumah Sakit hendaknya selalu ditingkatkan, dioptimalkan fungsi dan perannya untuk pencapaian mutu layanan yang optimal, terukur bagi masyarakat.
Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Untuk memperoleh kesehatan yang prima,setiap orang akan berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasidan mengobati penyakit yang dideritanya hingga sembuh. Seseorang dalam mencapai kesembuhan yang diharapkanterkadang membutuhkan bantuan dari pihak lain dalam hal ini adalah laboratorium klinik. Laboratorium klinik merupakan salahsatu instansi yang berwenang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Keadaan ini membuat laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepadakosumen dalam hal ini adalah pasien yang akan menggunakan jasa laboratorium klinik sehingga pasien merasakan kepuasandan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini,yaitu:
1.      Bagaimanakah mutu pelayanan klinik?
2.      Hal apa sajakah yang diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini,yaitu:
1.      Untuk mengetahui mutu pelayanan klinik
2.      Untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan






BAB II
PEMBAHASAN
A.      TeoriDasar
Quality Assurance atau jaminan mutu adalah suatu  konsep yang mencakup segala aspek yang secara individual atau bersama-sama dapat mempengaruhi mutu suatu produk (WHO)‏.
Kharateristik dari mutu modern dicirikan oleh adanya orientasi kepada pelangan. Mutu modern juga menghendaki adanya konsep berpikir secara sistem oleh semua pihak, partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak (top management). Mutu modern juga menghendaki pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk menciptakan mutu, adanya aktivitas yang berorientasi kepada tindakan pencegahan terjadinya kerusakan atau penyimpangan proses kerja. Hal tersebut dilaksanankan karena adanya suatu filosofi yang menganggap bahwa mutu merupakan “jalan hidup“ (way of life).
Jaminan mutu mencakup empat kaidah yaitu berorientasi pada pemenuhan harapan dan kebutuhan pelangan atau masyarakat, berfokus pada sistem dan proses, menggunakan data untuk menganalisis proses pemberian komoditi. jaminan mutu mendorong diterapkannya pendekatan tim untuk pemecahan masalah dan perbaikan mutu yang berkesinambungan.
Mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI) adalah penampilan atau kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

B.       Kualitas
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar (Tjiptono, 1998:4).
Istilah mutu tidak lepas dari manajemen mutu yang mempelajari setiap area manajemen operasi dari perencanaan produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan pemantauan hasil. Kata mutu (kualitas) memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi. Berikut beberapa pengertian kata ini:
1.         Definisi secara konvensional
Kualitas merupakan gambaran karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (realibility), kemudahan penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. (Gaspersz, 2002)
2.         Definisi secara strategis
Kualitas adalah segala yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). (Gaspersz, 2004)
3.         Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary)
Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk menunjang kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. (Gaspersz, 2005)
4.         Menurut A.V. Feigenbaum
Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. (Feigenbaum, 1996).
5.    Menurut American Society For Quality Control
Mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya untuk kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi.
Dari definisi-definisi di atas, pengertian mutu secara garis besar orientasinya merujuk kepada kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan. Jadi, baik tidaknya suatu mutu produk dan jasa adalah sejauh mana kepuasan pelanggan atau konsumen.
Pelayanan kesehatan perlu menerapkan mutu, sebab:
1.    Semakin meningkatnya tekanan persaingan antar penyelenggara pelayanan kesehatan.
2.    Persepsi pelanggan (masyarakat) terhadap  pelayanan kesehatan yang telah berubah.
3.    Terjadinya pemborosan yang tersembunyi akibat  praktek manajemen yang sekarang berlaku.
4.    Persepsi manajer dan para tenaga kerja pelayanan kesehatan yang telah banyak berubah.
5.    Belum banyak direalisasikannya pemberdayaan potensi SDM di sarana pelayanan kesehatan.
6.    Kelangsungan hidup pelayanan dengan manajEmen tradisional yang semakin terancam.
Pelayanan konsumen dapat berupa produk, jasa, atau campuran produk dan jasa. Rumah sakit merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan kepuasan pasien. Model yang komprehensif dengan fokus utama pada pelayanan produk dan jasa meliputi lima dimensi penilaian yaitu (Parasuraman et al, 1991) Responsiveness, Reliability, Assurance, Emphaty, Tangibles. Responsiveness (daya tanggap) yaitu adanya bukti langsung yang dapat dirasakan oleh pelanggan secara inderawi (sarana, perlengkapan, karyawan dsb).
Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan memberikan kepastian pelayanan sebagaimana yang dijanjikan dengan memuaskan. Assurance (jaminan) yaitu kemampuan yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf dalam melakukan pelayanan bermutu yang menjamin bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Tangibles (bukti langsung) yaitu sikap untuk memberikan pelayanan atau bantuan yang sesegera mungkin kepada pelanggan. Emphaty (empati) yaitu kemampuan untuk dapat melakukan interaksi dengan pelanggan dengan memahami penuh kebutuhan dan keinginannya (The Marketing Science Institute of Cambridge, Massachusetts).
Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi.
Kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan merupakan pengalaman yang akan mengendap di dalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian ulang produk yang sama (Endang H, 1998).
Klinik atau Pelayanan Kesehatan setempat merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat Indonesia di wilayah masing-masing. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya perlu diperhatikan, salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif. Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien dari suatu klinik atau Pelayanan Kesehatan yang memuaskan, kiranya perlu difokuskan pada suatu pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, Semua Klinik dan Pelayanan Kesehatan diharapkan akan menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dengan pelayanan bermutu, efisien, inovatif dan menghasilkan sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999  tentang  perlindungan pasien.
Bentuk pelayanan prima yang diharapkan kadang-kadang sering terjadi padangan persepsi yang berbeda anata pasien dan fasilitator (Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya). Pasien mengartikan pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman, menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan memberikan kesan kepuasan terhadap pasien. Sedangkan fasilitator mengartikan pelayanan yang bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai dengan standar pemerintah. Adanya perbedaan persepsi tersebut sering menyebabkan keluhan terhadap pelayanan.
Contohnya: adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pemakai layanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran ialah sikap dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain itu juga tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat, tarif pelayanan kesehatan, peralatan medis dan lain-lain.Kegiatan pelayanan dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat strategis, terutama pada organisasi yang aktivitas pokoknya adalah pemberian jasa.
Salah satu pengertian pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Pengertian pelayanan kesehatan lainnya, bahwa pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berupa tindakan penyembuhan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan fungsi organ tubuh seperti sedia kala.Berdasarkan rumusan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yakni:
1.        Pengorganisasian pelayanan; pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama sebagai anggota dalam suatu organisasi.
2.        Tujuan atau ruang lingkup kegiatan; pencegahan penyakit, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/ pengobatan dan pemulihan kesehatan.
3.        Sasaran pelayanan; perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya  adalah sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas serta bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis atau non medis, dan tindakan diagnosis lainnya yang dibutuhkan oleh masing-masing pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan.
Sedangkan untuk dapat disebut sebagai bentuk pelayanan kesehatan, baik dari jenis pelayanan kesehatan kedokteran maupun dari jenis pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki berbagai syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah:
1.        Tersedia dan berkesinambungan
Syarat yang pertama, yaiatu suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat berkesinambungan.
2.        Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3.        Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dicapai oleh masyarakat (dari sudut lokasi).
4.        Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5.        Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. Pengertian yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
Dalam upaya pelayanan fasilitator tersebut, maka pasien yang memperoleh jasa pelayanan memiliki harapan tertentu. Bila jasa fasilitator yang diterimanya dapat memenuhi bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dalam waktu ke waktu tumbuh pemikiran dalam diri pasien bahwa inilah suatu jasa pelayanan klinik dan pelayanan kesehatan lainnya yang efektif dan memiliki mutu.
Pengertian lain dari mutu pelayanan kesehatan mengenai keefektifan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang adalah sebagai berikut:
1.        Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empathy, respect dan tanggapan akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara ramah pada waktu berkunjung ke klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya.
2.        Dari sudut pandang petugas kesehatan, “mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik (state of the art).
3.        Dari sudut pandang manajer (administrator), mutu pelayanan tidak berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap sama pentingnya. Untuk para manajer focus pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik.
4.        Bagi yayasan atau pemilik Klinik, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manajer dan pemilik institusi mengharapkan efesiensi dan kewajaran penyelenggaraan pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang dari berbagai aspek seperti tiadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya dan waktu.
Secara umum untuk menilai mutu pelayanan kesehatan di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya, maka indikator yang digunakan untuk mencakup kepuasan pelayanan kesehatan yang dirasakan pasien. pada umumnya nilai mutu pelayanan kesehatan mencakup 4 (empat) hal pokok, yakni:
1.        Kesejahteraan pasien
Kesejahteraan pasien biasanya dihubungkan dengan perasaan senang dan aman, cara dan sikap serta tindakan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan. Dengan kata lain, kesejahteraan pasien dihubungkan dengan kualitas pelayanan kedokteran atau kualitas pelayanan keperawatan. Selain itu, dihubungkan dengan fasilitas yang memadai, terpelihara dengan baik, sehingga segala macam peralatan yang digunakan selalu dapat berfungsi dengan baik.
2.        Kenyamanan dan kondisi kamar
Kenyamanan pasien merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk dapat terselenggaranya pelayanan yang bermutu. Suasana tersebut harus dapat dipertahankan, sehingga pasien merasa puas (nyaman) atas pelayanan yang diberikan. Tetapi yang terpenting adalah sikap dan tindakan para pelaksana terutama dokter dan perawat ketika memberikan pelayanan kesehatan. Demikian pula kondisi kamar pasien merupakan aspek yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan serta kepuasan pasien selama dirawat di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya.
3.        Keadaan ruang perawatan
Keadaan ruang perawatan akan mempengaruhi tanggapan pasien dari keluarganya tentang mutu pelayanan kesehatan yang diberikan di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, pada setiap unit perawatan seyogyanya terdapat sarana atau fasilitas yang menunjang penyelenggaraan pelayanan kesehatan, disertai pemeliharaannya agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
4.        Catatan atau rekam medik.
Pengertian catatan rekam medik di Indonesia mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749 Tahun 1989, yang menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Siswati, 2000).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tercermin segala informasi yang menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam pelayanan kesehatan maupun tindakan medik lain yang diberikan kepada pasien yang akan datang ke instansi penyedia layanan kesehatan (klinik dan pelayanan kesehatan lainnya).
Nilai dari faktor konversi tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Kesejahteraan pasien                                     = 25%
2.        Kenyamanan dan kondisi kamar pasien        = 25%
3.        Keadaan ruang perawatan                            = 10%
4.        Catatan medis pasien                                    = 40%
Adapun salah satu efektivitas Pelayanan Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya harus menciptakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya agar dapat melayani kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan kepada pasien yang penerapannya harus dilaksanakan oleh semua elemen organisasi klinik dan pelayanan kesehatan lainnya secara komprehensif dan berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak pemakai.
Sebagai Pemakai dari layanan kesehatan yang disediakan oleh fasiltator (baik klinik maupun pelayanan kesehatan lainnya) perhatikan hal-hal berikut:
1.        Waktu tunggu
2.        Keramahan petugas kesehatan
3.        Kejelasan informasi dari petugas
4.        Diikut sertakan mengambil keputusan
5.        Kerahasiaan
6.        Kebebasan memilih fasilitas
7.        Kebersihan ruang pelayanan
8.        Kemudahan untuk dikunjungi



C.   Pentingnya Mutu Untuk Kebidanan
1.        Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan di mana produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan
2.        Beberapa Definisi Profesional tentang mutu, antara lain : Mutu gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality Control). Mutu “Fitness for use”, atau kemampuan kecocokan penggunaan (J.M. Juran). Mutu kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The conformance of requirements- Philip B. Crosby, 1979).
3.        Mutu sebagai keistimewaan Produk Di mata pelanggan, semakin baik keistimewaan produk semakin tinggi mutunya. Mutu berarti bebas dari kekurangan (defisiensi) Di mata pelanggan semakin sedikit kekurangan, semakin baik mutunya. Banyak arti tentang mutu namun dua di antaranya sangat penting bagi manajer, meskipun tidak menyadarinya, yaitu :
4.        Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan : Mutu yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk : Meningkatkan kepuasan pelanggan. Membuat produk mudah laku dijual Memenangkan persaingan Meningkatkan pangsa pasar Memperoleh pemasukan dari penjualan Menjamin harga premium Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
5.        Mutu yang bebas dari kekurangan : Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk : Mengurangi tingkat kesalahn Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi Mengurangi ketidakpuasan pelanggan Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
6.        Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar Tingkatkan hasil/kapasitas Meningkatkan kinerja pengiriman Dampak utama biaya Biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit
7.        Perencanaan Mutu : Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut : Menetapakan (Identifikasi) siapa pelanggan Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan. mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk Mengarahkan perencanaan ke kegiatan- kegiatan operasioanal
8.        Pengendalian Mutu : Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan. Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain : Evaluasi kinerja dan kontrol produk Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk. Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
9.        Peningkatan Mutu : Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu : Fitness for use Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu : Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu. Menetapkan tim proyek Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk : Mendiagnose penyebab Merangsang perbaikan Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
10.    Mengukur Kepuasan Pelanggan Puas atau tidak puas seseorang tergantung pada : Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak senang). Tingkatan daripada evaluasi “baik atau tidak” untuk dirinya, melebihi atau di bawah standar.
11.    Standar adalah suatu harapan dimana nilai yang diharapkan akan terwujud, sebelumnya lebih dulu melakukan pembelian atau penggunaan. Standar dapat berupa : Penampilan yang diperkirakan Berdasarkan norma dan pengalaman Kewajaran Nilai-nilai Ideal Toleransi minimum Kepantasan Keinginan atau janji penjual
12.    Pelanggan adalah : Orang yang paling penting dalam setiap kesibukan atau bisnis kita Tidak tergantung pada kita. Kita bergantung pada mereka Tidak merepotkan kita, mereka adalah yang kita maksud Bagian dari kita, bukan di luar kita Tidak sekedar statistik. Mereka memiliki perasaan, seperti kita. Orang yang datang kepada kita dengan kebutuhan dan keinginannya adalah tugas kita untuk memenuhinya Mereka adalah darah kehidupan organisasi, tanpa mereka kita tidak ada.
13.    Produk adalah keluaran (output) dari proses. Barang adalah benda-benda fisik seperti mobil, televisi Jasa adalah pekerjaan yang dikerjakan untuk orang lain seperti transportasi, hotel, rumah sakit, dll Keistimewaan produk adalah sifat yang dimiliki oleh suatu produk yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari konsumen. Kekurangan (defisiensi) produk adalah kegagalan produk yang mengakibatkan ketidakpuasan terhadap produk.
14.    “ NILAI PELANGGAN” Nilai Pelanggan ( Customer Value ) dapat di definisikan sebagai hasil penjumlahan dari manfaat yang diperoleh dan pengorbanan yang diberikan,yang hasilnya sebagai konsekuensinya adalah pelanggan menggunakan produk atau jasa pelayanan untuk memenuhi kebutuhannya
15.    Dimensi Mutu Delapan dimensi Mutu : Penampilan (performance), suatu karakter utama hasil produk Gambaran atau keistimewaan (features) Ketahanan (reliability) Kesesuaian (conformance) Lama bertahan (durability) Kemampuan pelayanan (serviceability) Estetika (Asthetics) Mutu yang dirasakan (perceived quality)
16.    Pandangan Pasien terhadap Mutu Pandangan pasien terhadap Mutu Klinik, yaitu : Dokter terlatih dengan baik Melihat dokter yang sama setiap visite Perhatian pribadi dokter terhadap pasien Privacy dalam diskusi penyakit Ongkos klinik terbuka Waktu tunggu dokter yang singkat Informasi dari dokter Ruang istirahat yang baik Staf yang menyenangkan Ruang tunggu yang nyaman
17.    Pandangan Provider terhadap Mutu Pandangan provider terhadap Mutu Klinik, yaitu : Perilaku seseorang terhadap pasien, dokter dsb Koordinasi antar peran masing-masing, interdepartemen Jumlah kontak dengan pasien Kepuasan pasien dan hal-hal yang menyenangkan Keterampilan medis dan fisilitas Fasilitas fisik
18.    Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan memperhatikan keluaran layanan kesehatan, sehingga setiap pelaksanaan tugas harus dilakukan dengan benar agar layanan kesehatan benar-benar bermanfaat bagi pasien.
19.    penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja, komitmen dan peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan pasien.
20.    Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Pada umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara: 1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material 2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan Ada tiga Pendekatan evaluasi (penilaian) mutu, yaitu : Struktur Proses Outcomes
21.    Struktur Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan. Struktur = input Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari : Jumlah, besarnya input Mutu struktur atau mutu input Besarnya anggaran atau biaya Kewajaran
22.    Pelanggan dalam pelayanan Kesehatan Pelanggan Internal Para tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana fungsional lainnya seperti laboratorium, radiologi, gizi, ambulance, blood bank, yang kesemuanya saling membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan kesehatan intern Pelanggan Eksternal pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
23.    Pelayanan Medis yang Baik : Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Pelayanan medis yan baik, menekankan pencegahan Pelayanan medis yang baik, memerlukan kerjasama yang cerdik (intilligent) antara pasien yang awam dan para praktisi yang ilmiah medis Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial Pelayanan kesehatan yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua orang.
24.    70. Mutu pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Perundang-undangan : UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Mutu dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) RP3JPK (1983) GBHN 1993, Tap MPR No. II/MPR/1993














BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Mutu adalah suatu  konsep yang mencakup segala aspek yang secara individual atau bersama-sama dapat mempengaruhi mutu suatu produk (WHO)‏.
Klinik atau Pelayanan Kesehatan setempat merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat Indonesia di wilayah masing-masing. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya perlu diperhatikan, salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.

B.       Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan penulis dan pembaca dalam hal memberikan pelayanan di klinik. Sehingga setiap pelayanan yang diberikan diklinik dapat menambah kepuasan klien atau pasien. Kepuasan inilah yang menjadikan apakah klinik tersebut bermutu atau tidak.




DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul.1996.Pengantar administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta.
Kongstvedt, Peter R. 1989.Pokok-pokok Pengelolaan Usaha Pelayanan Kesehatan. Aspen :
Notoatmojo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Perry,A.G & Potter, P.A. 2001.Fundamental Of Nursing.St.Louis : Mosby.